Cerpen - Miracle

Hai selamat siang 😄 bawa cerpen lagi fanfiction karya kakak saya Maple 23 nama aslinya ya El Rahma.. semoga ada yang baca😂

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Miracle by Maple23
Oneshoot

WARNING!
AU, OOC, typo (s), gaje, abal dan sebagainya

Dont Like, Dont Read!
.

Sinar mentari pagi memancarkan kehangatan pada setiap makhluk di muka bumi, termasuk pada masyarakat Konoha--sebuah kota kecil di Negara Jepang. Angin sejuk yang berhembus di musim gugur ini membuat suasana pagi terasa sangat damai.

''Tsk! Selalu saja seperti ini! Memangnya aku ini robot yang tak membutuhkan waktu istirahat?!'' gumam seorang pemuda tampan berkulit coklat---terlihat kesal.

Ia terus melangkahkan kakinya mengikuti jalan setapak yang tengah dipijaknya. Sebenarnya, ia sendiri tidak tau harus pergi kemana. Tadi, dia asal saja keluar rumah tanpa memikirkan tujuannya. Yah, asal bisa menghindari sang ibu saja dulu---pikirnya.

Naruto---nama pemuda itu--- bukannya kurang ajar pada sang ibu, hanya saja saat ini dia lelah jika harus mengantar dan menemani ibunya berbelanja.

Hampir dua minggu ini ia disibukan oleh tugas kuliahnya yang menumpuk bak gunung fujiyama. Oke, berlebihan! Tapi itulah kenyataannya. Ia bahkan tidak tidur selama tiga hari tiga malam hanya untuk mengerjakan tugas sialan itu.

Dan hari ini saat dirinya telah bebas dari 'penyiksaan' dosen, tiba-tiba sang ibu memaksa Naruto menemaninya berbelanja. Kontan saja Naruto menolaknya mentah-mentah. Please, dia butuh istirahat. Lagipula ia sendiri sudah kapok menemani sang ibu berbelanja. Dulu ia pernah menemaninya hingga 6 jam lamanya dan alhasil membuat dia mengalami 3L---Lemah, Lesu, dan Lunglai. Pantas saja, ayahnya selalu menghindar sok sibuk ketika sang ibu sudah mengalami tanda-tanda ingin pergi shopping.

Langkah Naruto terhenti ketika indra pengelihatannya menangkap sebuah pemandangan indah yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Segera saja ia langkahkan kakinya menuju tempat tersebut.

''Wow!'' hanya satu kata yang tercetus dari bibirnya manakala iris blue saphire Naruto menangkap hamparan daun maple di bawah sana. Meski hanya daun maple, tapi bagi Naruto ini adalah sesuatu yang sangat indah untuk dinikmati keindahannya. Apalagi di musim gugur seperti ini.

Angin sejuk yang berhembus membuat surai pirangnya bergerak tenang. Berdiri di atas dataran tinggi seperti ini benar-benar membuat dirinya serasa dimabuk kedamaian.

Yah, dia memang sangat merindukan kedamaian dan kesejukan seperti ini. Sudah lama sekali. Selama ini ia terlalu sibuk dengan tugasnya sebagai mahasiswa sehingga jarang memperhatikan alam sekitar.

Menghirup udara segar, perlahan ia tersenyum ramah menyapa sang alam yang terbentang indah di depannya. Tanpa sengaja sesuatu menarik perhatiannya tatkala ia menolehkan kepalanya ke samping kanan.

Sebuah pohon sakura berdiri kokoh disana. Bunganya berjatuhan diterpa angin. Bukan. Sebenarnya bukan itu yang membuat Naruto tertarik, tapi seseorang. Seorang gadis tepatnya.

Perlahan kaki itu ia langkahkan menuju sang objek. Semakin dekat, semakin jelas pula ia menyaksikan si gadis.

Tap.

Langkahnya terhenti tepat disebelah sang gadis. Kedua tangannya ia masukan kedalam saku jaket, memandangi seorang gadis bersurai merah muda lembut.

''Sepertinya kau senang berada disini.''

''Ini tempat favoritku.'' jawab gadis itu tanpa mengalihkan atensinya.

''Souka.'' Naruto mendudukan dirinya disebelah sang gadis. ''Kau tau? Ini juga tempat favoritku sejak kecil.''

''Aku tau. Bukankah pertemuan pertama kita itu disini? Kau lupa eh?''

Naruto memandang gadis itu kemudian tersenyum. ''Syukurlah, kau masih mengingatnya, Sakura-chan.''

Sakura balas tersenyum. ''Tentu saja. Saat itu kau kan pangeran penolongku. Aku tidak akan pernah melupakannya.'' jeda sejenak. ''Jadi, kau kesini untuk apa?''

''Menemuimu.''

''Aku tak yakin. Kau pasti kabur dari rumah, kan?''

Menghela nafas, perlahan Naruto menyandarkan tubuhnya pada batang pohon. ''Termasuk itu.''

Untuk beberapa saat keheningan melingkupi mereka berdua. Sampai pada akhirnya Sakura memberikan gulungan kertas yang sedari tadi ia pegang pada Naruto. ''Untukmu. Buka dan komentari hasilnya.''

Karena penasaran, Naruto pun segera membuka gulungan itu. Begitu berhasil di buka, iris blue saphire Naruto bergetar, mulutnya sedikit terbuka. ''I-Ini...''

Naruto tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sketsa wajah yang ada dalam gulungan itu benar-benar dirinya, tidak ada yang kurang satupun. Mata, hidung, bibir bahkan tiga kumis kucingnya tak luput dari sketsa tersebut.

''Jadi apa benar seperti itu wajahmu, Naruto?''

Naruto menarik maniknya dari gambar tersebut lalu memandangi Sakura dengan tatapan sulit untuk diartikan. ''K-Kenapa kau bisa mengetahui rupaku? Apa kau sudah...''

''Belum. Ketika aku mengingat namamu, tiba-tiba saja sosok itu hadir dalam imajinasiku. Dan entah keyakinan darimana aku sangat yakin itu memang rupamu.''

Naruto mengangguk. ''Ya. Ini memang rupaku.'' sekali lagi Naruto meneliti gambar itu kemudian menatap Sakura.

Gadis cantik yang ada di sebelahnya ini tidak bisa melihat sejak kecil. Naruto tau itu. Lalu bagaimana bisa Sakura menggambar sketsa wajah dirinya seindah ini? Oke. Imajinasi. Lalu, bagaimana bisa imajinasi itu benar-benar nyata?

''Mungkin ini yang disebut keajaiban. Keajaiban cinta.''

Ketika Sakura menoleh, ia dapat merasakan ada sebuah tangan yang menangkup pipinya. Sakura tau itu tangan milik Naruto, tapi kenapa jantungnya berdetak tak menentu? Dulu pria itu juga pernah menyentuh wajahnya---mengusap airmata dari pipinya---tapi ia tidak merasakan debaran seperti ini. Dan Sakura tak mengerti apa maksud ucapan Naruto? Keajaiban cinta?

''Kau percaya keajaiban cinta kan, Sakura-chan?''

''A-Aku...'' lidah Sakura terasa kelu. Kenapa Naruto berbicara tentang ini?!

''Percayalah. Karena keajaiban itu sudah hadir dalam kehidupan kita. Aku mencintaimu, Sakura-chan.''

Angin berhembus lembut menerbangkan kelopak bunga sakura. Menghujani kedua insan yang tengah berada dibawah pohonnya.

Sakura menggenggam telapak tangan Naruto yang masih setia menangkup wajah cantiknya. Emeraldnya bergetar. Menahan tangis, mungkin?

''Kau tau Sakura-chan? Sewaktu aku mengusap airmatamu, aku sudah jatuh cinta padamu. Aku bahkan tidak peduli ketika kau menceritakan jati dirimu yang sebenarnya tidak bisa melihat. Aku sudah sangat jatuh cinta padamu. Jadilah pasangan seumur hidupku, Sakura-chan.''

''N-Naruto...'' suara Sakura terdengar serak. Sekarang ia tidak bisa menahan tangisnya lagi. Ia begitu terharu dengan pernyataan cinta Naruto. Pria ini ternyata sudah memendam cintanya selama bertahun-tahun. Memendam cinta pada seorang gadis buta seperti dirinya.

''Tapi aku bukan gadis sempurna. Aku tidak mau membuatmu malu karena---''

''Kau dengar tadi bukan? Aku tidak peduli Sakura-chan. Aku sangat tulus mencintaimu. Aku tidak peduli jika orang-orang atau bahkan dunia menolak. Aku akan mengatakan bahwa kau adalah gadisku. Gadis yang sangat sempurna. Dan aku sangat yakin kau adalah jodohku, Sakura-chan.'' Naruto meraih kedua tangan Sakura lalu menuntunnya pada wajah dirinya. Iris birunya menatap Sakura dengan intens.

''Kau bisa mengetahui rupaku karena imajinasi. Kau tau? Imajinasi itu adalah imajinasi keajaiban yang Kami-sama berikan padamu agar kau tau rupa pria yang sangat mencintaimu. Itulah keajaiban cinta. Kau percaya itu kan?''

Airmata Sakura semakin deras membasahi kedua pipinya. Tanpa ada keraguan, ia langsung memeluk Naruto dengan erat. Tubuhnya bergetar karena tangis. ''Aku percaya itu. Terimakasih Naruto, karena selama ini kau sudah mencintaiku. Sejak kecil kau adalah pria penolongku. Kau selalu membawaku pada kebahagiaan. Aku mencintaimu, Naruto.''

Naruto tersenyum lembut. Perlahan ia mengelus punggung Sakura penuh kasih sayang. Tanpa disadari oleh gadis itu, diam-diam Naruto menangis. Dia tidak menyangka jika pada akhirnya ia bisa mengungkapkan semua rasa yang ada dalam hatinya pada gadis yang dicintainya ini. Semua ini berkat keajaiban Kami-sama yang diberikan mereka. 'Terimakasih, Kami-sama. Aku akan menjaga dia sepenuh dan setulus hatiku.'

Sepertinya musim gugur kali ini merupakan musim gugur yang indah dan penuh cinta, ya? Lihat, bahkan daun maple dan bunga sakura pun terbang bersama, karena ulah sang angin. Indah sekali.

...Owari...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Qoutes Novel Serendipity by Erisca Febriani

Prolog Cerpen Tentang Kehilangan

Lirik Lagu Auditory Hallucination ost Kill me Heal me